Kamis, 14 Agustus 2014

Sejarah keling

Keling, Jepara Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa Keling Kecamatan Negara Indonesia Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Jepara Pemerintahan • Camat Drs. Arwin Noor Isdiyanto, MSi Luas 231,8 km² Jumlah penduduk - Kepadatan - jiwa/km² Desa/kelurahan 12 Keling adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Daftar isi 1 Sejarah 2 Etimologi 3 Administrasi 3.1 Desa/kelurahan 4 Rencana 5 Pariwisata 6 Makanan dan Minuman 7 Kesehatan 8 Perekonomian 9 Olahraga 10 Produk unggulan 11 Nomor Prenting Sejarah Di daerah ini konon pernah berdiri sebuah kerajaan dengan peradaban cukup maju pada abad ke-5 bernama Kalingga yang pernah diperintah oleh ratu Shima. Konon ratu ini sangat tegas dan memiliki peraturan terhadap rakyatnya barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya. Bekas kerajaan ini diperkirakan perbukitan-perbukitan yang mencurigakan di sekitarnya sebagai tempat melihat laut pada zaman dahulu, ada pula yang memperkirakan bahwa bukit-bukit tersebut merupakan bekas tempat pemujaan (semacam candi besar). Etimologi Asal usul nama Keling berasal dari nama Kerajaan Kalingga, yang menjadi kata Keling. Administrasi Dengan adanya pemekaran wilayah dua kecamatan baru yaitu kecamatan Donorojo dan kecamatan Pakis Aji sesuai peraturan daerah kabupaten Jepara Nomor 17 tahun 2007 tentang Pembentukan kecamatan Pakis Aji dan kecamatan Donorojo serta penataan kecamatan Mlonggo dan kecamatan Keling, maka beberapa desa yaitu desa-desa: Bandungharjo, Banyumanis, Blingoh, Clering, Jugo, Sumberejo, Tulakan, dan Ujungwatu selanjutnya menjadi wilayah kecamatan Donorojo. Desa/kelurahan Bumiharjo Damarwulan Tempur Gelang Jlegong Kaligarang Kelet Keling Klepu Kunir Tunahan Watuaji Rencana Petinggi seluruh kecamatan Keling menyetujui Pemerintah Kecamatan Keling yang ingin mengadakan karnaval seperti di Kecamatan Kalinyamatan yang mempunyai acara Pesta Baratan dengan tema Kerajaan Kalinyamat, Maka Kecamatan Keling ingin mengadakan suatu karnaval yang mengusung tema Kerajaan Kalingga maka mungkin menggunakan nama Kalingga Kingdom Carnival/Pesta Keling/apa? yaitu arak-arakan dengan kostum prajurit jawa lengkap dengan seorang yang berperan sebagai Ratu Shima. tapi belum tahu kapan di adakanya dan belum tahu deselenggarakan dalam acara apa (Hari jadi kecamatan Keling/Sedekah bumi kecamatan/acara apa?) Pariwisata Candi Angin, di Tempur Candi Bubrah, di Tempur Makam Syeh Siti Jenar, di Kelet Makanan dan Minuman Masakan khas kecamatan Keling, adalah: Kopi Tempur Kopi Tempur adalah kopi yang berasal dari Tempur, Kopi ini adalah komoditas ekspor kemancanegara. Kopi Tempur kini tidak hanya ada di warung kopi Keling, tetapi sudah masuk kehotel-hotel di Jepara slah satunya adalah BayFront Villa. Kopi Dapur Kuwat Kopi Dapur Kuwat adalah kopi yang terbuat dari campuran macam-macam kopi unggul di Jepara yaitu: Kopi Damarwulan, Kopi Tempur, Kopi Kunir, Kopi watuaji. Karena Kopi Dapur Kuwat tercipta dari macam-macam kopi unggul di jepara maka rasa yang tercipta begitu nikmat. Kesehatan RSUD Kelet, di Kelet Puskesmas Keling 1, di Kelet Puskesmas Keling 2, di Keling Perekonomian Pasar Keling, di Keling Pasar Kelet, di Kelet Pasar Hewan Keling, di Keling Olahraga PSK Kelet adalah klub yang berasal dari Kelet yang mengikuti kompetisi Liga Jepara Devisi I. Juga ada Salafiyah FC dari desa Bumiharjo. Juga ada PSKM (Persatuan Sepak Bola Keling Mania) dari desa keling. Produk unggulan Benang Sutra, di Damarwulan. Kopi, di Tempur, Watuaji, Damarwulan,[1] Klepu, Kunir Pengolahan Kapuk, di Keling Telah dibuka oleh Gapoktan sebuah warung untuk pameran hasil unggulan kecamatan Keling, yaitu, Kopi "Dapur Kuat" yang merupakan singkatan dari Damarwulan, Tempur, Kunir, Watuaji, yang merupakan sentra penghasil kopi. Ada juga kopi kapulaga khas desa Tempur yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, tapi bisa ditemukan di warung Gapoktan Dapur Kuat.

Kata Motivasi untuk kita

Motivasi

Jalan Yang Tidak Kutempuh


Jalan Yang Tidak Kutempuh
Dua jalan bercabang dalam remang hutan kehidupan
Dan sayang aku tidak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Kemana kelokannya mengarah di balik semak belukar
Kemudian aku memandang yang satunya, sama bagusnya,
Dan mungkin malah lebih bagus,
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputan,

Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang
Di bawah hamparan dedaunan rontok yang belum terusik
Oh, kusimpan jalan pertama untuk lain kali !
Meski tahu semua jalan berkaitan
Aku ragu akan pernah kembali
Aku akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku…
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui
Dan itu mengubah segalanya.